Pada malam 26 Desember, insiden tragis terjadi di perairan Pulau Padar, bagian dari Taman Nasional Komodo, Nusa Tenggara Timur. Kapal wisata, Putri Sakinah, tenggelam setelah dihantam gelombang besar, mengakibatkan pelatih sepakbola wanita Valencia CF, Martin Carreras Fernando, dan tiga anaknya terjebak di kabin, sementara istri dan anak perempuan mereka berhasil selamat.
Nakhoda kapal, Lukman, menjelaskan situasi mencekam yang dihadapi saat kapal mulai tenggelam. Martin dan anak-anak tidur di kabin bawah, membuat mereka sulit untuk keluar saat keadaan semakin kritis, sementara Mar, istri Martin, berada di kabin atas dan mampu meloloskan diri.
Upaya penyelamatan dilakukan oleh Lukman dan kru lainnya, namun gelombang tinggi menghalangi mereka. Dalam kegelapan malam, mereka berusaha mencari Martin dan anak-anaknya, tetapi pencarian tidak membuahkan hasil, meninggalkan satu pertanyaan besar: dimanakah mereka sekarang?
Keadaan Darurat di Laut
Insiden yang terjadi ini menggambarkan betapa cepatnya keadaan dapat berubah di laut. Menurut Lukman, kapal mulai terendam, dan setiap detik sangat berharga. Dia menyatakan bahwa usaha penyelamatan termasuk mencari titik di mana mereka mungkin bisa meloloskan diri, tetapi semua usaha tersebut tampaknya sia-sia.
Mar dan anak perempuannya yang berada di kabin atas memiliki keberuntungan lebih. Dalam situasi yang sangat mendesak, mereka harus berpikir cepat untuk memanjat dinding kapal agar bisa mencapai sekoci yang datang membantu. Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya kecepatan dan keberanian dalam menghadapi ancaman di laut.
Ketika sekoci lain datang untuk memberikan bantuan, kegelapan malam dan gelombang yang kuat menambah kesulitan bagi para penyelamat. Mar dan putrinya harus berpindah-pindah antara sekoci yang berbeda sebelum akhirnya dijemput oleh tim SAR.
Kondisi Pencarian yang Menantang
Setelah insiden tenggelamnya kapal, pencarian atas Martin dan anak-anaknya dimulai. Namun, tim SAR menghadapi berbagai tantangan, mulai dari cuaca buruk hingga arus laut yang deras. Ini membuat pencarian menjadi semakin sulit dan memakan waktu.
Fathur Rahman, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan, membagikan informasi mengenai kondisi saat pencarian. Arus yang kuat dan hujan lebat membatasi jarak pandang, sehingga penyelam mengalami kesulitan dalam melakukan pencarian di bawah air.
Setiap hari yang berlalu menambah ketidakpastian bagi keluarga dan tim SAR. Hingga hari ketiga, Martin dan ketiga anaknya masih belum ditemukan, menyebabkan keresahan di kalangan masyarakat setempat dan keluarga yang menunggu kabar.
Refleksi Atas Keselamatan Maritim
Insiden ini mencerminkan pentingnya menjaga keselamatan saat berlayar di perairan. Masyarakat perlu lebih menyadari betapa berbahayanya kondisi di laut, terutama pada malam hari dengan cuaca yang tidak menentu. Setiap langkah pencegahan harus diambil untuk meminimalkan risiko.
Pengalaman Mar yang berhasil melarikan diri dengan putrinya memberikan gambaran mengenai pentingnya kesigapan. Kehendak untuk bertahan hidup dan cepat mengambil keputusan kritis merupakan kunci dalam situasi yang mengancam jiwa.
Selain itu, peristiwa ini juga menunjukkan perlunya regulasi yang lebih ketat dan pengawasan yang baik terhadap kapal wisata. Seluruh operator harus memenuhi standar keselamatan yang telah ditetapkan guna melindungi penumpang dari risiko yang tidak diinginkan.
