Baru-baru ini, peristiwa tragis menimpa seorang remaja bernama Repan, yang berusia 16 tahun dan merupakan warga Baduy Dalam. Saat berjualan madu di Jakarta, ia menjadi korban begal, dan saat ini pihak kepolisian masih berupaya mendapatkan saksi dan bukti untuk mengungkap pelaku yang bertanggung jawab atas tindak kejahatan ini.
Repan, cucu dari pemimpin adat Baduy Dalam, Yasih, mengalami pengalaman yang mengerikan ketika dirinya diserang oleh sekelompok pelaku di saat dini hari. Insiden terjadi di Jalan Pramuka Raya, Kelurahan Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Saat kejadian, Repan tengah berjalan kaki menjajakan madu khas dari daerahnya. Kepala Polsek Cempaka Putih, Kompol Pengky Sukmawan, menyatakan bahwa pencarian saksi dan rekaman CCTV masih dilakukan untuk mendalami kejadian ini.
Pelaku Begal Masih Buron Sementara Penyelidikan Berlanjut
Hingga saat ini, upaya polisi untuk menangkap pelaku begal yang menyasar Repan belum membuahkan hasil. Kapolsek menjelaskan bahwa mereka masih mencari saksi yang melihat kejadian tersebut. Dengan demikian, proses investigasi menjadi semakin rumit.
Ketidakadaan rekaman CCTV yang mengarah pada kejadian ini menjadi kendala, di mana penyidik belum menemukan petunjuk yang jelas. Mereka terus berupaya mencari rekaman pendukung dari area sekitar yang mungkin dapat membantu penyelidikan.
Masyarakat setempat, khususnya warga Baduy, mengungkapkan rasa khawatir mereka terkait keamanan, terlebih insiden begal ini belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka berharap agar pelaku secepatnya ditangkap dan diadili sesuai hukum.
Keprihatinan Terhadap Masyarakat Baduy dan Tradisi Berjualan Madu
Warga Baduy yang dikenal memiliki tradisi kuat dalam berjualan madu kini harus menghadapi realita pahit akibat tindak kejahatan. Medi, yang merupakan perwakilan masyarakat Baduy, menyatakan betapa pentingnya tindakan kepolisian untuk mempercepat penanganan kasus ini.
Repan, yang berjualan madu dengan berjalan kaki selama tiga hari ke Jakarta, melakoni tradisi ini dengan taat, meskipun tindakan tersebut berisiko. Ketika kejadian naas itu menimpa, mereka merasa sangat terkejut karena sebelumnya tidak pernah mendengar ada warga mereka menjadi korban kejahatan.
Selain memohon agar pelaku dapat ditangkap, warga Baduy juga mendesak kepolisian untuk melakukan langkah preventif agar kejadian serupa tidak terulang. Hal ini sejalan dengan upaya menjaga keselamatan bagi para pedagang yang mengeluarkan usaha untuk menjajakan produk tradisional mereka.
Akibat Kejadian, Korban Mengalami Kerugian Materiil
Akibat tindak pidana ini, Repan mengalami sejumlah kerugian yang cukup signifikan. Para pelaku berhasil membawa pergi uang tunai senilai Rp3 juta, satu unit handphone, dan 10 botol madu yang dijual dengan harga total mencapai hampir Rp1,5 juta.
Repan juga mengalamai luka fisik pada tangan kirinya akibat dari serangan para pelaku. Insiden ini menunjukkan sisi hitam dari praktik penjualan tradisional yang seharusnya bisa berjalan aman dan lancar bagi para pedagang.
Sejak peristiwa tersebut, masyarakat Baduy merasa cemas setiap kali ada yang berjualan di wilayah perkotaan, karena pilihan untuk berjalan kaki tetap menjadi tradisi yang harus dipatuhi. Munculnya kejahatan seperti begal menjadi ancaman nyata yang harus dihadapi oleh mereka yang terjun dalam perdagangan tersebut.
