Ibu Negara Brasil, Janja Lula da Silva, memberikan sejumlah rekomendasi untuk meningkatkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah dilaksanakan di Indonesia. Rekomendasi tersebut disampaikan setelah Janja mengunjungi dan meninjau langsung program MBG yang berlokasi di Halim, Jakarta Timur, pada Jumat (24/10).
Dalam kunjungannya, Janja mengungkapkan pandangannya mengenai pentingnya penyediaan makanan bergizi bagi siswa. Dia merasa program ini dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan dan prestasi belajar anak-anak di Indonesia.
Dalam diskusi yang berlangsung, Juru Bicara Badan Gizi Nasional (BGN), Dian Fatwa, mencatat beberapa poin penting yang disampaikan oleh Ibu Negara Brasil. Salah satunya adalah saran untuk membangun dapur MBG di setiap sekolah untuk memperlancar distribusi makanan kepada para siswa.
Rekomendasi untuk Membangun Dapur di Sekolah
Dian menyatakan bahwa Janja meminta agar dapur sekolah menjadi fokus utama dalam program ini. Menurutnya, dengan membangun dapur di sekolah, distribusi makanan dapat dilakukan lebih efektif dan efisien.
“Janja menanyakan tentang praktik yang kami lakukan dan menyarankan agar setiap sekolah memiliki dapur sendiri,” ungkap Dian. Hal ini dianggap penting terutama untuk daerah terpencil yang sulit dijangkau.
Skema distribusi pusat yang diusulkan oleh Janja dinilai dapat menjaga kualitas dan kesegaran makanan yang disajikan kepada siswa. “Di daerah urban, populasi cukup besar sehingga kami perlu melakukan distribusi secara cepat untuk menjaga keamanan makanan,” tambah Dian.
Manfaat Menggunakan Produk dari Petani Lokal
Salah satu saran berharga dari Janja adalah pentingnya menggunakan produk yang diperoleh dari petani lokal. Menurutnya, ini bukan hanya untuk kualitas makanan, tetapi juga untuk mendukung ekonomi lokal.
Dian menjelaskan bahwa di dalam regulasi Brasil, terdapat kewajiban untuk membeli bahan baku dari petani lokal. Meskipun saat ini beberapa Sekolah Pengelola Program Gizi (SPPG) sudah mulai mengambil bahan dari produksi lokal, proses ini masih dalam tahap awal terutama di Halim, Jakarta Timur.
“Kami menjelaskan kepada Janja bahwa infrastruktur bagi para petani lokal masih dalam tahap pembangunan,” jelas Dian. Meski demikian, mereka berupaya untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya lokal dalam program MBG.
Kendala dalam Implementasi Program MBG
Dalam pelaksanaannya, program MBG di Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan. Salah satunya adalah keracunan makanan yang terjadi akibat kurangnya pemahaman dan pengelolaan yang tepat atas makanan yang disajikan kepada siswa.
Beberapa ahli dan peneliti telah mengusulkan agar program ini dikelola oleh komunitas dan lingkungan sekolah. “MBG seharusnya dikelola oleh sekolah dan masyarakat terdekat untuk memastikan bahwa program ini lebih relevan bagi penerima manfaat,” ungkap peneliti dari Celios, Media Wahyudi Askar.
Badan Gizi Nasional juga mendukung gagasan ini. “Kami terbuka untuk usulan tentang pembangunan dapur sekolah. Jika sekolah mampu menjalankannya, kami akan mendukung,” tegas Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang, pada Kamis (23/10).
Langkah Selanjutnya untuk Program MBG
Kedepannya, BGN berkomitmen untuk mengevaluasi berbagai aspek dari program MBG. Beberapa langkah yang direncanakan antara lain memperkuat kerjasama dengan para petani lokal dan meningkatkan kapasitas dapur di sekolah-sekolah.
“Program ini adalah langkah awal menuju sistem makanan yang lebih baik dan lebih sehat bagi anak-anak kita,” ujar Nanik. Dia berharap bahwa dengan dukungan semua pihak, kualitas makanan bagi siswa dapat terus ditingkatkan.
Selain itu, pihak BGN juga berencana melakukan sosialisasi kepada para guru dan staf sekolah mengenai pentingnya pengelolaan makanan yang baik. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko keracunan dan memastikan bahwa makanan yang disajikan memenuhi standar gizi yang ditetapkan.
Dengan rekomendasi dan masukan yang berharga dari Ibu Negara Brasil, diharapkan program Makan Bergizi Gratis dapat semakin optimal dan bermanfaat bagi semua siswa di Indonesia. Keterlibatan semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat, sangat diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut dan menciptakan kondisi yang lebih baik untuk generasi mendatang.
