Kepolisian telah menetapkan seorang tersangka terkait dengan pemukulan atau pengeroyokan yang terjadi di DPRD Pati, Jawa Tengah. Insiden tersebut berlangsung saat Bupati Pati, Sudewo, memenuhi undangan pansus pemakzulan di gedung wakil rakyat pada 2 Oktober lalu.
Situasi menjadi tegang ketika massa pendukung Sudewo bersitegang dengan aliansi Masyarakat Pati Bersatu yang telah mendirikan posko di depan DPRD sejak Agustus. Tersangka yang ditahan di Polda Jawa Tengah adalah seorang pegawai honorer di lingkungan Pemkab Pati yang dikenal dengan inisial AJC.
Tersangka ditangkap setelah proses penyidikan dan dilimpahkan dari Polres Pati. Pihak kepolisian juga masih mencari pelaku pengeroyokan lainnya untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Rincian Insiden Pengeroyokan di DPRD Pati
Kejadian ini bermula dari ketegangan antara dua kubu yang berbeda pendapat terkait kebijakan Bupati. Pada puncak ketegangan tersebut, aksi saling serang terjadi di depan gedung DPRD, menciptakan situasi yang dapat berpotensi membahayakan. Ketegangan ini disebabkan oleh demonstrasi yang dilakukan oleh aliansi Masyarakat Pati Bersatu yang menuntut pertanggungjawaban Bupati.
Penanganan oleh kepolisian berlangsung cepat dengan penangkapan tersangka AJC dalam operasi gabungan yang melibatkan Polres Pati dan Polda Jateng. Proses penangkapan itu dilakukan setelah penyidik menemukan bukti-bukti yang mengindikasikan keterlibatan tersangka dalam insiden kekerasan tersebut.
Kepala Bidang Humas Polda Jateng, Kombes Artanto, menjelaskan bahwa saat ini penyidikan masih berlangsung untuk mengungkap lebih lanjut peran tersangka dalam peristiwa tersebut. Dia mengungkapkan bahwa AJC kini menjadi tersangka resmi dan kepolisian akan mencermati lebih dalam tindakan lainnya yang dilakukan oleh pelaku lain.
Proses Hukum yang Ditempuh Polisi
AJC dikenakan Pasal 170 mengenai pengeroyokan. Artanto menyatakan bahwa meskipun tersangka sudah ditangkap, informasi lebih lanjut mengenai keterlibatan dia dalam tindak pidana ini akan diungkap pada rilis berikutnya. Pihak kepolisian juga sedang mendalami dugaan keterlibatan pelaku lain dalam insiden ini.
Penyidik masih melaksanakan kegiatan di lapangan untuk mendalami lebih jauh tentang pelaku lainnya yang terlibat. Jika ada penangkapan lebih lanjut, mereka akan diproses hukum layaknya yang dialami oleh AJC.
Selain kasus pengeroyokan, kepolisian juga menyelidiki dugaan pembakaran rumah koordinator demo di Pati yang menentang Bupati Sudewo. Hal ini menunjukkan kompleksitas dari rangkaian kejadian yang terjadi di DPRD Pati menyangkut konflik antara dua pihak yang berlainan.
Dampak Sosial dan Respons Masyarakat Pati
Peristiwa pengeroyokan ini tentunya menyebabkan dampak sosial yang cukup besar bagi masyarakat Pati. Koalisi Masyarakat Pati Anti Premanisme kemudian mengadakan demonstrasi untuk menyerukan keadilan dan meminta pihak berwenang menindaklanjuti kasus kekerasan yang terjadi. Mereka mendesak agar pihak yang bertanggung jawab harus diadili seadil-adilnya.
Koordinator Koalisi Masyarakat Pati Anti Premanisme, Mirza, mengungkapkan bahwa aksi tersebut sebagai respon terhadap peristiwa yang menimpa aktivis mereka. Dua aktivis bernama Supriyono dan Teguh menjadi korban dalam insiden pengeroyokan yang diduga melibatkan para pendukung Bupati Sudewo.
Dalam hal ini, masyarakat juga mulai bersuara untuk menuntut keadilan dan memastikan tidak ada impunitas bagi para pelaku kekerasan. Aksi-aksi demonstrasi ini menjadi tanda bahwa masyarakat ingin terlibat aktif dalam pengawasan kebijakan pemerintah.
Perspektif Hukum dan Dukungan Moral bagi Tersangka
Di tengah proses hukum yang berjalan, ada pula dukungan moral yang diberikan kepada tersangka AJC. Tim hukum dari Aliansi Masyarakat Pati Cinta Damai menyatakan akan mendampingi tersangka dalam proses pemeriksaan. Mereka berharap agar saat pengacaraan, keterlibatan klien mereka dalam penganiayaan dapat diperjelas.
Fakthur Rahman, koordinator Tim Hukum tersebut, menegaskan bahwa mereka berupaya mencari penangguhan penahanan bagi tersangka. Klaim tersebut memperlihatkan betapa rumitnya masalah ini saat melibatkan berbagai pihak dengan pandangan yang berbeda.
Masyarakat Pati dihadapkan pada situasi yang mengharuskan mereka untuk terus berupaya mencapai perdamaian dan penyelesaian yang baik. Ketegangan di depan gedung DPRD menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih bijaksana dalam menyikapi perbedaan pendapat.
