15 Tahun di Gubuk, Warga Kolong Jembatan Pindah ke Rusun

Cerita Relokasi Warga Kolong Jembatan ke Rusun Rawa Buaya

Warga kolong Jembatan – Warga kolong jembatan Jelambar Baru akhirnya mendapatkan hunian baru yang layak setelah bertahun-tahun tinggal di rumah gubuk. Sebanyak 42 kepala keluarga (KK) direlokasi ke Rumah Susun (Rusun) Rawa Buaya, Jakarta Barat, pada Sabtu (30/11/2024). Salah satu warga, Nirma Suryani, berbagi cerita tentang pengalaman pindah dari kolong jembatan ke rusun.

Nirma telah tinggal di kolong jembatan sejak kecil bersama keluarganya. Setelah menikah dan memiliki tiga anak, ia tetap tinggal di rumah yang ia gambarkan sebagai “sepetak gubuk”. Rumah itu hanya cukup untuk tidur berlima, tanpa kenyamanan yang memadai. “Sepetak doang, buat tidur berlima aja udah enak, nggak kepanasan,” kenang Nirma.

Relokasi ini merupakan upaya Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) untuk memberikan hunian yang lebih layak bagi warga. Tidak sampai sebulan sejak pengumuman relokasi, Nirma dan keluarganya sudah menempati unit di Tower C lantai 16. Ia merasa sangat bersyukur atas kesempatan ini.

Yang membuat Nirma lebih bahagia adalah ibunya juga mendapatkan unit di rusun yang sama, sehingga mereka tetap bisa tinggal berdekatan. “Saya senang banget, ini jauh lebih layak dibanding dulu,” ujarnya dengan senyum.

Hunian baru ini memiliki fasilitas yang lebih baik dengan dua kamar tidur. Biaya sewa yang dikenakan pemerintah sebesar Rp 550 ribu per bulan akan mulai berlaku setelah enam bulan tinggal. Nirma optimistis mampu mengumpulkan uang bersama suaminya yang bekerja sebagai sopir angkot. “Kalau niat, kita bisa nabung. Kan ada enam bulan buat persiapan,” tuturnya.

Relokasi ini tidak hanya memberikan tempat tinggal baru, tetapi juga harapan baru bagi warga. Malam itu, Nirma dan keluarganya bisa tidur nyenyak di rumah baru mereka, meninggalkan kehidupan sulit di bawah jembatan. Bagi mereka, ini adalah awal yang lebih baik untuk masa depan yang lebih cerah.

Relokasi warga kolong jembatan Jelambar Baru ke Rusun Rawa Buaya tidak hanya menjadi solusi bagi hunian yang lebih layak, tetapi juga menjadi simbol perubahan hidup bagi para penerimanya. Nirma Suryani, salah satu warga yang dipindahkan, merasakan langsung manfaat besar dari program ini. Setelah bertahun-tahun tinggal di bawah kondisi yang memprihatinkan, ia kini mendapatkan kesempatan untuk memulai hidup baru bersama keluarga dalam lingkungan yang lebih sehat dan aman.

Menurut Nirma, keputusan pemerintah untuk memberikan waktu enam bulan tanpa biaya sewa sangat membantu mereka untuk menyesuaikan diri. “Ini waktu yang cukup buat kami untuk menyusun anggaran. Kami bisa pelan-pelan menabung dari penghasilan suami sebagai sopir angkot,” ungkapnya. Baginya, relokasi ini bukan hanya soal tempat tinggal, tetapi juga tentang peluang memperbaiki kualitas hidup.

Selain itu, adanya fasilitas yang memadai seperti dua kamar tidur, lingkungan yang lebih bersih, dan suasana yang lebih tenang memberikan kenyamanan lebih bagi keluarga Nirma. Ia merasa optimis bahwa kehidupan anak-anaknya akan lebih baik di tempat baru ini. “Anak-anak sekarang punya ruang lebih luas buat belajar dan tidur. Saya lega mereka tidak lagi harus hidup di tempat yang penuh risiko,” katanya.

Tak hanya Nirma, sebanyak 42 KK lainnya juga merasakan manfaat dari program relokasi ini. Bagi mereka, pindah ke rusun adalah langkah besar menuju kehidupan yang lebih baik. Banyak dari mereka yang selama ini hidup dengan keterbatasan merasa terangkat beban beratnya.

Relokasi ini juga menciptakan rasa kebersamaan baru di antara para penghuni rusun. Mereka yang sebelumnya hidup terpisah-pisah di bawah jembatan kini memiliki komunitas yang lebih terorganisir. Program ini menunjukkan bahwa dengan dukungan yang tepat, masyarakat yang kurang mampu dapat menikmati hak untuk hidup dengan layak dan bermartabat. Langkah ini menjadi harapan baru bagi Nirma dan warga lainnya untuk memulai lembaran baru dalam kehidupan mereka.