Petani Hidroponik Solo Raya Gandeng PHRI Surakarta

Peluang Kerja Sama Petani Hidroponik Solo Raya dengan PHRI Surakarta

Petani Hidroponik – Para petani sayuran hidroponik di wilayah Solo Raya, Jawa Tengah, kini memiliki peluang besar untuk memperluas pemasaran produknya ke sektor perhotelan dan restoran. Peluang ini tercipta melalui kerja sama dengan anggota Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badan Pimpinan Cabang (BPC) Surakarta, yang difasilitasi oleh Astra melalui Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA).

Dalam pertemuan yang melibatkan komunitas petani hidroponik Wadah Sayur Indonesia (WSI) dan perwakilan PHRI Surakarta, terungkap bahwa sektor hotel dan restoran di Solo Raya membutuhkan pasokan sayuran berkualitas tinggi. Humas PHRI BPC Surakarta, Wening Damayanti, menjelaskan bahwa anggotanya terdiri dari 178 unit bisnis, termasuk hotel, restoran, dan pengelola tempat wisata. Mereka membutuhkan sayuran segar dengan kualitas unggul serta harga yang bersaing untuk memenuhi kebutuhan operasional.

“Kami sangat terbuka dengan kerja sama ini, apalagi kami tahu langsung bagaimana proses penanaman sayuran hidroponik yang segar, aman, dan bebas pestisida,” ujar Wening. Ia menambahkan bahwa konsep ini tidak hanya memberikan bahan baku berkualitas, tetapi juga menciptakan nilai tambah berupa storytelling yang dapat meningkatkan daya tarik produk di hotel dan restoran. Narasi tentang penggunaan sayuran hidroponik lokal yang sehat dan ramah lingkungan menjadi nilai jual unik yang menarik perhatian tamu.

Mempererat Kerja Sama Petani Hidroponik dengan PHRI Surakarta

Kerja sama antara komunitas petani hidroponik Wadah Sayur Indonesia (WSI) dan anggota PHRI BPC Surakarta terus diperkuat. Humas PHRI Surakarta, Wening Damayanti, menyatakan komitmennya untuk mengenalkan para petani hidroponik WSI kepada pimpinan hotel, restoran, dan pengelola tempat wisata di Solo Raya. Salah satu inisiatifnya adalah mengajak para General Manager hotel untuk berkunjung langsung ke lokasi pertanian hidroponik.

“Kami ingin anggota kami bisa melihat langsung proses penanaman hidroponik dan merasakan keunggulan sayuran yang segar, aman, dan bebas pestisida. Ini bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk hotel dan restoran, sekaligus bentuk kepedulian kami terhadap petani lokal,” ujar Wening. Ia juga menyebutkan rencana tindak lanjut berupa penandatanganan MoU untuk mempererat kerja sama dan memastikan proses bisnis berjalan lancar.


Produk Hidroponik Berkualitas Tinggi untuk Pasar Lokal

Ketua WSI, William Perdana Santoso, menyambut baik peluang yang terjalin dengan PHRI Surakarta. Ia menjelaskan bahwa komunitas WSI menaungi 22 petani hidroponik yang tersebar di wilayah Solo Raya, seperti Solo Kota, Boyolali, Klaten, dan Sukoharjo. Para petani ini bersama-sama memproduksi sayuran hidroponik berkualitas tinggi, termasuk selada hijau, pokcoy, bayam, dan jenis lainnya, dengan total 10 jenis sayuran hidroponik yang ditawarkan.

William juga mengungkapkan bahwa pertemuan yang difasilitasi Astra melalui Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA) telah membuahkan hasil nyata. Beberapa restoran dan hotel mulai memesan produk hidroponik WSI, meskipun belum ada kontrak jangka panjang. “Salah satu restoran sudah full memesan selada dari kami. Per hari mereka mengambil 10 kilogram, jadi dalam seminggu bisa mencapai 70–100 kilogram selada,” kata William.


Peran YDBA dalam Fasilitasi UMKM

Sekretaris Pengurus YDBA, Ema P. Prasetia, menegaskan bahwa peran YDBA adalah memfasilitasi pemasaran produk UMKM binaannya. “Kami menjalin kerja sama dengan PHRI Surakarta untuk membuka peluang pemasaran produk hidroponik, seperti selada, melon, tomat, dan ceri. Link and match antara anggota PHRI dan UKM binaan kami telah menghasilkan kesepakatan bisnis yang konkret,” ujar Ema.

Menurut Ema, pembinaan petani hidroponik WSI yang telah berlangsung sejak 2020 menjadi bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan nasional. “Kami membantu meningkatkan kualitas pangan lokal, memastikan produk bebas pestisida, dan terus memperluas pasar ke wilayah lain. Kolaborasi dengan PHRI ini tidak hanya mendukung penyaluran produk petani, tetapi juga memenuhi kebutuhan hotel dan restoran akan bahan baku berkualitas tinggi,” tambahnya.

Langkah ini mencerminkan sinergi yang menguntungkan kedua belah pihak, dengan petani lokal mendapatkan pasar yang stabil, dan sektor perhotelan serta restoran memperoleh bahan baku segar dan sehat untuk mendukung operasional mereka.